Mendobrak Halangan, Pengalamanku Membaca Novel “Cinta Bersemi Di Seberang Tembok”

Mochamad Zaqy Pribadi

180410160094

Novel ciptaan Bagin (2001) ini menceritakan cinta dan perjuangan antara dua orang yang berbeda keturunan yang akhirnya berhasil bersama. Di cerita kita bisa mendapat banyak pelajaran penting yang berguna bagi Warga Indonesia zaman sekarang.

Pendapat umum orang yang membaca buku ini memberi kesan yang baik serta memuji nilai-nilai dan pelajaran yang ada dalam cerita, seperti yang dikatakan oleh Imbalo (Imbalo : 2008) dan Rani (Catatan-ilmusaint : 2014), novel ini memiliki beberapa gambaran peristiwa yang terjadi di sejarah Indonesia pada zaman itu yang patut untuk dipelajari dan bahkan yang patut dihindari. Saya, secara pribadi, setelah membaca novel “Cinta Bersemi di Seberang Tembok” mendapat beberapa pelajaran dan poin yang sangat berguna bagi Bangsa Indonesia yang berasal dari Interaksi dan Peristiwa yang terjadi pada Karakter Yusuf yang ada dicerita ini.

Poin paling penting yaitu, kita sebagai warga Indonesia adalah satu bangsa dan perlu saling menghargai perbedaan yang ada di antara warga berketurunan berbeda. Tokoh Yusuf dalam cerita pada awalnya memiliki pandangan buruk akan orang – orang keturunan tionghoa karena perlakuan dan penyiksaan pasukan ‘Poh An Tui’ kepada ayahnya. Dalam novel ini Yusuf memulai mengalami perubahan pada pandangannya karena suatu aksi baik yang ia lakukan, yang terus mengguling membuatYusuf bertemu dengan Ko Lian Min pertama kali. Mereka akhirnya mulai berinteraksi dan saling menyukai walaupun ada protes dari kedua ibunya karena alasan yang berbeda, Walaupun begitu ayah kedua tokoh Yusuf dan Lian Min setuju akan hubungan mereka. Yusuf dan Lian Min dihadapi berbagai tantangan akan tetapi mereka berdua saling menerima yang lain apa adanya dan akhirnya berhasil membujuk Ibu kedua tokoh untuk menerima cinta hubungan mereka. Novel ini menunjukkan bahwa kita harus saling menghargai dan jangan menyalahkan seseorang karena aksi orang lain ataupun prasangka.

Nilai ini, menurut saya, membantu kita menyadari bahwa kita itu satu bangsa Indonesia dan walaupun ada perbedaan kita harus tetap saling menghargai dan bersatu. Perjuangan kedua tokoh ini juga patut dihargai karena mereka menembus tembok prasangka.

Referensi

Sanggar Sari, Puspa Rani; 2014; Cinta Tidak Mengenal Ras; http://catatan-ilmusaint.blogspot.co.id/2014_09_01_archive.html; diakses tanggal 25 Oktober 2016

Imbalo; 2008; Cinta Bersemi Di Seberang Tembok; https://imbalo.wordpress.com/2008/02/08/cinta-bersemi-di-seberang-tembok/; diakses tanggal 25 Oktober 2016

Bagin, (2001), Cinta Bersemi Di Seberang Tembok , Medan, Balai Pustaka

Leave a comment